Mobil listrik merupakan inovasi terbaru di dunia otomotif yang semakin populer di Indonesia. Salah satu faktor yang membuat mobil listrik begitu menarik adalah teknologi baterai mobil listrik yang digunakan.
Baterai mobil listrik harus memiliki daya tahan yang baik agar dapat menempuh jarak yang cukup jauh.
Baterai mobil listrik bermacam-macam tergantung dengan jenis mobil.
Maka dari itu, sebelum membeli mobil listrik, lihat dahulu jenis yang digunakan dan karakteristik baterai mobil listrik tersebut.
Nah, apa saja jenis-jenis baterai mobil listrik? Simak penjelasan dan karakteristiknya, harga baterai mobil listrik, serta cara perawatan mobil listrik agar baterai tetap awet.
Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik & Cara Kerjanya
Gambar Baterai Mobil Listrik
Mobil listrik membutuhkan sumber energi yang kuat dan tahan lama. Oleh karena itu, ada beberapa jenis baterai yang sering digunakan pada mobil listrik. Berikut adalah beberapa jenis baterai yang sering digunakan pada mobil listrik:
1. Lithium-ion (Li-ion)
Baterai ini mungkin sudah familiar karena sering digunakan pada perangkat elektronik portabel seperti telepon genggam dan komputer jinjing. Perbedaannya, kapasitas fisik dan ukuran baterai Li-ion pada mobil listrik jauh lebih besar.
Baterai Li-ion memiliki rasio daya terhadap berat yang sangat tinggi. Baterai ini memiliki efisiensi energi yang tinggi dan kinerja yang baik pada suhu tinggi. Baterai ini juga memiliki rasio energi yang lebih tinggi per berat.
Baterai lithium-ion dapat diisi daya dengan lebih cepat, memiliki masa pakai yang lebih lama, dan memiliki kepadatan daya yang lebih tinggi. Semakin ringan baterai, semakin jauh jarak yang dapat ditempuh oleh mobil listrik dengan satu kali pengisian daya.
Namun demikian, baterai jenis ini masih memiliki kelemahan, terutama dalam hal harga. Hal ini disebabkan oleh biaya baterai Li-ion yang dapat mencapai 40-50 persen dari harga mobil listrik itu sendiri.
2. Nickel-Metal Hydride (NiMH)
Baterai NiMH menggunakan hidrogen sebagai media penyimpanan energi, dengan nikel dan logam lain (seperti titanium) berfungsi sebagai elektroda yang menjaga aliran ion hidrogen. Baterai ini banyak digunakan pada kendaraan listrik hibrida (HEV).
Baterai mobil listrik jenis ini tidak mendapatkan daya dari sumber eksternal. Proses pengisian baterai ini tergantung pada kecepatan mesin, pergerakan roda, dan pengereman regeneratif. Keunggulan utama baterai Ni-MH adalah umur pakai yang lebih lama dibandingkan dengan baterai lithium-ion.
Baterai Ni-MH juga relatif lebih mudah didaur ulang karena hanya mengandung sedikit bahan beracun yang dapat merusak lingkungan. Namun, baterai ini memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya yang relatif lebih tinggi, tingkat pelepasan daya sendiri yang tinggi, dan kemampuan menghasilkan panas yang signifikan.
3. Lead Acid
Baterai SLA (lead-acid) merupakan baterai isi ulang yang telah ada sejak lama. Jika dibandingkan dengan baterai lithium dan NiMH, baterai ini memang memiliki kapasitas yang lebih rendah dan berat yang lebih besar. Meski demikian, baterai SLA memiliki keunggulan dalam hal harga yang relatif terjangkau dan tingkat keamanan yang tinggi. Saat ini, sedang dilakukan pengembangan baterai SLA berkapasitas besar untuk mobil listrik. Namun, saat ini baterai SLA hanya digunakan pada kendaraan komersial sebagai sistem penyimpanan sekunder.
4. Baterai Solid-State
Baterai solid-state merupakan inovasi yang menghilangkan elektrolit cair berat yang biasa terdapat dalam baterai lithium-ion. Elektrolit cair digantikan dengan elektrolit padat seperti gelas, keramik, atau bahan lainnya.
Baca Juga
Secara keseluruhan, struktur baterai solid-state mirip dengan baterai lithium-ion tradisional, namun tanpa adanya cairan, baterai ini dapat memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dan ukuran yang lebih kompak. Baterai ini mengeluarkan energi dan diisi ulang dengan cara yang serupa dengan baterai lithium-ion.
Penggunaan baterai solid-state dalam industri mobil masih tergolong baru. Namun, baterai jenis ini telah digunakan selama beberapa tahun pada perangkat kecil seperti alat pacu jantung, perangkat yang dapat dikenakan, dan teknologi RFID.
Baterai solid-state memiliki harapan yang tinggi dalam meningkatkan performa kendaraan listrik. Dengan kapasitas yang sama dengan baterai lithium-ion yang digunakan pada kendaraan, baterai solid-state dapat memiliki kapasitas antara dua hingga sepuluh kali lipat lebih besar.
5. Baterai Nickel-Cadmium
Baterai ini memiliki berbagai keunggulan, seperti kepadatan penyimpanan yang signifikan dan masa pakai sekitar 500 hingga 1.000 siklus pengisian daya. Namun, baterai ini memiliki bobot yang cukup berat dan juga rentan terhadap penurunan performa.
Penurunan performa baterai ini umumnya terjadi saat mengalami siklus pengosongan sebagian. Meskipun baterai Ni-Cd digunakan dalam produksi kendaraan listrik pada tahun 90-an, saat ini baterai ini dilarang karena mengandung bahan beracun seperti kadmium.
6. Ultracapacitor
Baterai ultracapacitor bekerja dengan menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit. Karena memiliki luas permukaan yang lebih besar, baterai ini mampu meningkatkan kapasitas penyimpanan energi.
Baterai ini sangat cocok digunakan sebagai penyimpanan sekunder pada kendaraan listrik. Selain itu, ultracapacitor juga dapat memberikan tenaga tambahan pada kendaraan listrik saat melakukan akselerasi dan pengereman regeneratif.
Namun demikian, baterai jenis ini mulai ditinggalkan karena telah hadir jenis baterai lain yang lebih efisien dalam hal performa, siklus hidup, dan harga.
7. Ternary lithium-ion (NMC)
Baterai Ternary lithium-ion (NMC) termasuk salah satu jenis baterai mobil listrik yang paling populer di pasar. Baterai NMC memiliki keunggulan berupa kapasitas tinggi, tegangan tinggi, stabilitas termal baik, dan biaya rendah dibandingkan dengan baterai Li-ion lainnya. Baterai NMC juga mengandung nikel yang merupakan elemen penting untuk meningkatkan kinerja baterai Li-ion.
Salah satu mobil listrik yang menggunakan baterai jenis Ternary lithium-ion (NMC) adalah Almaz Hybrid. Kapasitas baterai mobil hybrid ini adalah 1.8 kWh dan memiliki tegangan 355 V24. Dengan teknologi baterai ini, Almaz Hybrid mampu menempuh jarak hingga 1.000 km dengan pengisian baterai penuh.
Daya Tahan Baterai Mobil Listrik
Usia dan ketahanan baterai pada mobil listrik dapat bervariasi tergantung pada jenis baterai dan pengaturan kendaraan. Secara umum, rata-rata usia baterai mobil listrik berkisar antara 10-15 tahun atau sekitar 200 ribu kilometer.
Usia baterai listrik juga tergantung pada jenis baterai yang digunakan. Baterai lithium-ion umumnya banyak digunakan dalam mobil listrik. Baterai ini akan mengalami siklus pengosongan saat digunakan dan diisi daya saat terhubung dengan stasiun pengisian daya listrik.
Ketahanan mobil listrik juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang sangat rendah atau tinggi dapat memengaruhi usia baterai. Suhu yang terlalu tinggi cenderung mengurangi masa pakai baterai mobil listrik dengan lebih cepat.
Mobil listrik rata-rata memiliki baterai yang dapat diisi ulang hingga sekitar 1.000 kali pengisian daya penuh. Namun, setiap tahun umumnya usia baterai akan berkurang meskipun tetap dapat digunakan.
Baterai mobil listrik yang telah mencapai 1.000 kali pengisian daya penuh biasanya mengalami penurunan kinerja hingga 40% dan tidak lagi optimal. Untungnya, beberapa produsen menawarkan jaminan penggantian baterai secara gratis.
Video Seberapa Kuat dan Aman Baterai Wuling Air EV?
Berapa Harga Baterai Mobil Listrik?
Baca Juga
Sebelum memutuskan untuk membeli mobil listrik, mungkin timbul pertanyaan mengenai kemungkinan kerusakan baterai di masa depan. Perlu diakui bahwa harga satu unit komponen ini cukup tinggi. Bahkan, harganya dapat mencapai 60% dari harga mobil listrik itu sendiri.
Namun, jika baterai mengalami kerusakan, sebenarnya masih dapat dilakukan penggantian sebagian karena baterai terdiri dari banyak sel. Hanya sel-sel yang rusak yang perlu diganti, sehingga tidak perlu mengganti seluruh baterai secara keseluruhan.
Harga baterai mobil listrik bervariasi, dengan kisaran harga termurah sekitar Rp189 juta untuk mobil yang dijual oleh Elon Musk. Sementara itu, harga termahal di Indonesia untuk baterai mobil listrik dari Korea Selatan berkisar antara Rp718 juta hingga Rp829 juta.
Oh ya, Wuling punya informasi menarik yang sayang untuk kamu lewatkan.
Ayo, jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan brosur kami yang informatif.
Cara Perawatan Mobil Listrik
Mobil listrik merupakan kendaraan yang mengandalkan baterai sebagai sumber energi untuk beroperasi. Oleh karena itu, perawatan baterai menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga performa dan umur pakai baterai mobil listrik. Berikut ini adalah beberapa tips perawatan mobil listrik yang dapat dilakukan:
-
Gunakan Charger yang Sesuai
Penggunaan charger mobil listrik yang sesuai sangat penting untuk menjaga kesehatan baterai mobil tersebut. Pastikan charger yang digunakan memiliki output yang tepat dan sesuai dengan spesifikasi baterai. Jangan menggunakan charger yang tidak sesuai karena dapat merusak baterai.
-
Jangan Biarkan Baterai Habis
Sering kali pengguna mobil listrik mengabaikan indikator baterai rendah dan tetap menggunakannya hingga habis. Hal ini dapat merusak baterai karena memaksa baterai untuk bekerja di bawah kondisi minimum. Oleh karena itu, sebaiknya pengguna segera mengisi daya baterai saat indikator baterai menunjukkan tingkat daya yang rendah.
-
Hindari Penggunaan Berlebihan
Penggunaan mobil listrik secara berlebihan dapat memperpendek umur pakai baterai. Sebaiknya batasi penggunaan mobil listrik untuk perjalanan jarak pendek dan hindari penggunaan mobil listrik untuk perjalanan jarak jauh atau dengan muatan berat.
-
Jangan Biarkan Baterai Terlalu Lama Terisi Penuh
Meskipun mengisi daya baterai hingga penuh penting, namun jangan biarkan baterai terisi penuh terlalu lama. Hal ini dapat membuat baterai panas dan memperpendek umur pakainya.
-
Jangan Melebihi Batas Kapasitas Baterai
Setiap baterai memiliki batas kapasitas yang harus dijaga agar tidak rusak. Oleh karena itu, sebaiknya pengguna tidak menggunakan mobil listrik hingga baterai benar-benar habis. Usahakan untuk selalu mengisi daya baterai sebelum mencapai batas kapasitas minimum.
Baterai mobil listrik merupakan komponen yang sangat penting dalam kendaraan listrik. Seperti halnya jenis baterai mobil listrik lainnya, perawatan yang tepat sangat diperlukan untuk menjaga performa dan umur pakai baterai. Dengan melakukan perawatan yang tepat, pemilik mobil dapat memperpanjang umur pakai baterai dan menghemat biaya penggantian baterai yang cukup menguras kantong.
Potensi Indonesia Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Terbesar
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu produsen baterai mobil listrik terkemuka di dunia karena negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama nikel sebagai bahan baku utama.
Namun, Indonesia masih memiliki beberapa tugas yang harus segera diselesaikan. Tindakan cepat diperlukan untuk menyelesaikan masalah sumber daya manusia (SDM), penguasaan teknologi, dan pengendalian rantai pasok bahan baku hingga pemasaran.
Bhima menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi sebagai produsen baterai mobil listrik karena memiliki tambang nikel yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Terlebih lagi, negara-negara seperti Korea Selatan atau Tiongkok yang tidak memiliki cadangan nikel dapat menjadi basis produksi mobil listrik.
Kedua negara tersebut memiliki keunggulan dalam teknologi yang memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi daripada bahan bakunya, serta memiliki rantai pasokan bahan baku yang baik.
Bhima mengingatkan bahwa industri baterai mobil listrik membutuhkan SDM yang handal yang menguasai teknologi tersebut, yang harus dipersiapkan dengan baik. Selain itu, diharapkan pasokan bahan baku nikel dapat dipenuhi dari dalam negeri melalui program hilirisasi yang sedang dilakukan.
Menurut Bhima Yudhistira, kawasan industri yang disiapkan di Batang, Jawa Tengah, perlu dilengkapi dengan infrastruktur pendukung. Dukungan dari PLN juga penting untuk memastikan pasokan listrik bagi mobil listrik.
Selain itu, pemerintah perlu mendorong pengolahan limbah baik dari pabrik maupun daur ulang baterai yang sudah tidak digunakan.
Bhima menjelaskan bahwa dengan adanya industri baterai mobil listrik di Batang, pemerintah perlu mempertimbangkan pasokan yang cukup untuk bahan baku nikel yang diimpor dari luar Jawa. Selain itu, produsen baterai mobil listrik juga harus terhubung dengan jaringan produsen mobil listrik di Indonesia, seperti Wuling.
Bhima menambahkan bahwa saat ini Indonesia masih dalam tahap menghilirisasi nikel sebagai bahan baku utama dalam produksi baterai mobil listrik. Untuk meningkatkan tingkat komponen dalam negeri yang besar dalam industri baterai mobil listrik di masa depan, penting untuk melakukan hilirisasi pada semua bahan baku yang dapat diproduksi secara lokal.
Selanjutnya, Bhima menyatakan bahwa pemerintah perlu menerapkan pajak ekspor yang tinggi pada bahan mentah tambang nikel daripada melarang ekspor yang telah mendapat protes keras dari negara-negara Eropa. Negara lain yang berminat untuk melakukan investasi dalam hilirisasi di dalam negeri harus diberikan insentif pajak.
Hal ini akan lebih baik daripada melarang ekspor bahan mentah tambang nikel, yang dapat memicu gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan berpotensi mempengaruhi ketidakpastian iklim investasi.
Bhima menyatakan bahwa industri baterai mobil listrik memiliki prospek yang cerah seiring dengan program global, termasuk Indonesia, yang menargetkan emisi nol pada tahun 2050-2060. Meskipun harga pembelian mobil listrik masih tinggi, penggunaan bahan bakar listrik lebih ekonomis dibandingkan bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak (BBM).
Namun, menurut Bhima, harga mobil listrik masih mahal jika dipasarkan di Indonesia dan pasar mobil listrik masih terbatas. Oleh karena itu, pada tahap awal, masyarakat Indonesia sebaiknya lebih fokus pada penggunaan sepeda motor listrik. Seiring berjalannya waktu, ketika pendapatan dan daya beli meningkat, mereka akan beralih ke mobil listrik secara massal.
SHARE: