Apakah Keluarga Wuling masih ingat dengan pelajaran kimia dan biologi semasa sekolah dulu? Saat itu kita pernah belajar mengenai sumber daya alam yang dapat terbarukan dan yang tidak dapat dibarukan. Minyak bumi yang berasal dari sejarah fosil purba adalah salah satu yang tidak dapat dibarukan dikarenakan membutuhkan waktu jutaan tahun untuk mengubah fosil tersebut menjadi minyak bumi dan kemudian untuk diolah menjadi bahan bakar mobil maupun pembangkit listrik yang selama ini kita kenal dengan nama bensin.
Lantas, apa sih yang kini sedang dikembangkan oleh para ilmuwan dan para produsen mobil dunia untuk mengatasi dan menghindari ketergantungan atas minyak bumi ini? Beberapa di antaranya adalah pengembangan tenaga surya, tenaga angin, dan juga tenaga listrik. Khususnya untuk produk mobil, kini sudah mulai dikembangkan mobil bertenaga listrik atau bahkan hibrida (kombinasi antara pasokan tenaga bahan bakar minyak dan listrik).
Baca juga: Apa Itu Teknologi Machine Learning (Pembelajaran Mesin) ?
Kemunculan Mobil Listrik
Baca Juga
Kehadiran mobil listrik ternyata bukan hanya kemarin sore. Keberadaannya pertama kali dijadikan kenyataan oleh Robert Davidson, seorang ahli kimia yang mencoba membuat mobil listriknya di tahun 1837. P1 adalah mobil listrik besutan Porche yang pertama kali diperkenalkan tahun 1898. Namun, faktor harga dan kecepatan, serta keterbatasan masa hidup mesin dengan tenaga baterai, dan juga mulai mudahnya tersedia bahan bakar minyak menyebabkan pertumbuhan mobil listrik terhenti selama hampir 200 tahun kemudian.
Kini mulai banyak produsen mobil yang menoleh ke manfaat listrik bagi kendaraan roda empat. Masalah lingkungan menjadi faktor utama alasan pengembangan teknologi ini. Keuntungan penggunaan mobil listrik adalah berkurangnya polusi udara akibat zat karbon monoksida yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak pada mesin mobil. Teknologi ini juga sempat dikembangkan General Motors, sebagai salah satu teknologi yang berada di balik manufaktur Wuling.
Revolusi Mobil Listrik
Mobil listrik revolusionernya yang dikembangkan antara tahun 1996 hingga akhirnya harus terhenti di tahun 2001 karena alasan mahalnya biaya produksi. Mobil bernama EV1 ini sangat keren untuk mobil listrik di masanya karena mampu berakselerasi dari kecepatan 0 hingga 80 km per jam hanya dalam 7 detik saja! Namun sayang, kini mobil tersebut hanya bisa dilihat di Smithsonian Museum of American History.
Baca Juga
Maju ke 2018, kini sudah banyak produsen mobil yang mengembangkan mobil listriknya; sebut saja perusahaan start-up paling trendi yaitu Tesla Motors. Tesla mengembangkan mobil listriknya di 2006, dengan adanya bantuan pinjaman dana dari pemerintah Amerika sebesar $465 juta untuk biaya riset dan pengembangan.
Wuling Motors pun juga sudah memasarkan mobil listriknya di Tiongkok yang dinamai Baojun E100 bulan Juli, 2017. Saat diluncurkan ada 5.000 orang yang mendaftar untuk memperebutkan 200 produksi perdananya. Kelebihan dari seri ini adalah kemampuannya untuk menempuh 155 km hanya dengan sekali isi baterai (pengisian selama 7.5 jam).
Baca juga: Pabrik Wuling Motors Gunakan 'Global Manufacturing System'
Keluarga Wuling yang mungkin juga sudah tak sabar ingin mengendarai dan memiliki mobil listrik nampaknya harus bersabar. Karena kendala utama bukanlah di teknologi mobilnya, namun pada infrastrukturnya; misalnya stasiun pengisian baterai mobil yang tentunya harus tersedia di banyak lokasi layaknya stasiun pompa bensin. Belum lagi mengenai urusan perpajakan yang mungkin akan jauh lebih mahal dibandingkan mobil berbahan bensin.
Terkait dengan mobil listrik Wuling, jangan lupa untuk lihat produk Wuling EV ya!
SHARE: