Tahukah Anda? Ternyata, terdapat salah paham umum yang sering terjadi dengan penyebutan minyak rem di kalangan masyarakat atau konsumen yang seharusnya adalah cairan rem karena tidak ada unsur “oli” di dalamnya. Nah, cara perawatan minyak rem ini harus diperhatikan dengan baik, karena system pengereman merupakan unsur yang penting yang ada pada kendaraan. Tidak hanya hardware nya (kampas, disc brake, caliper) yang harus diperhatikan, tapi juga software-nya, yakni cairan rem tersebut.
Reservoir Minyak Rem
Bila Anda perhatikan reservoir minyak rem yang ada pada kendaraan roda dua, maka bisa dilihat bahwa ‘kotak’ nya ditutup dengan mur, karena memang tidak boleh buka-tutup dan tidak boleh sekadar menambah cairan.
Baca Juga
Kenapa tidak boleh buka-tutup reservoir minyak rem? Jangan sampai ada udara yang memiliki kelembaban tinggi tidak masuk dan menambah kadar air dalam sistem karena akan mengganggu kinerja minyak rem secara keseluruhan, atau akan mengganggu titik didih minyak rem sehingga tidak optimal. Perhatikan baik-baik spesifikasi minyak rem pada kendaraan Anda; DOT 3 atau DOT 4 karena masing-masing memiliki titik didih yang berbeda sesuai dengan peruntukan kendaraan Anda.
Baca juga: 7 Cara Merawat Mobil di Musim Hujan
Mengganti Minyak Rem
Baca Juga
Cara pergantian minyak rem pun harus dilakukan dengan tepat, yakni dengan cara sirkulasi. Caranya adalah mengisi cairan rem yang baru sembari membuang cairan yang lama, sehingga tidak sampai kering.
Baca juga: 6 Tips Perawatan Mobil Baru Agar Tahan Lama
Jangan lupa untuk selalu perhatikan reservoir minyak rem dengan cara melihat batas pada tabung tersebut, dan ingat jangan membuka tutup reservoir untuk menghindari minyak rem yang terkontaminasi. Sebaiknya, serahkan saja kepada bengkel resmi biar aman atau setidaknya, Anda kini semakin paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan minyak rem kendaraan Anda.
SHARE: